Rekonstruksi kasus mutilasi, Antok perlihatkan adegan sadis di Tulungagung

Rekonstruksi kasus mutilasi, tersangka memperlihatkan reka ulang adegan dengan TKP di Tulungagung. Ada sebanyak 30 adegan tercatat dalam rekonstruksi kasus yang menyeret tersangka, Rochmat Tri Hartanto alias Antok. Mulanya, rekonstruksi kasus mutilasi dilakukan di dua lokasi di Tulungagung. Aparat kepolisian menggabungkan tiga TKP lain, termasuk Trenggalek maupun Ponorogo. Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Arbadiri Jumhur mengatakan, rekonstruksi digelar di rumah kosong milik nenek tesangka Rochmat Tri Hartanto alias Antok di Desa Gombang, Kecamatan Pakel dan minimarket di Kecamatan Bandung. “Tulungagung ada dua lokasi, rumah neneknya itu adalah tempat menyimpan, mengambil koper, terus di Alfamart tempat dia beli plastik,” kata AKBP Jumhur, Kamis (27/2/2025). Dalam proses rekonstruksi, penyidik didampingi tim dari kejaksaan. Tersangka Antok memperagakan satu per satu adegan saat menyimpan mayat korban Uswatun Hasanah ke dalam koper di rumah neneknya. Menurutnya rekonstruksi berjalan lancar. Pihaknya memastikan tidak ada temuan fakta baru di lokasi. Sehingga seluruh adegan yang diperagakan oleh tersangka sesuai dengan keterangan yang disampaikan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). “Tidak ada temuan baru, sama persis dengan keterangan yang disampaikan tersangka sebelumnya,” jelasnya. Lebih lanjut Jumhur menjelaskan, selain merekonstruksi dua TKP Tulungagung, pihaknya juga sekaligus melakukan rekonstruksi tiga TKP pembuangan jasad korban di Trenggalek, Ponorogo dan Ngawi. “Untuk TKP pembuangan dijadikan satu lokasi rekonstruksinya di Tulungagung, karena keterbatasan waktu. sama saja, nggak ada masalah. Kami kan juga sama tim dari kejaksaan,” jelasnya. Dalam peragaan adegan pembuangan potongan jasad korban, jaksa dan polisi hanya ingin melihat cara yang dilakukan tersangka saat melakukan pembuangan. Jumhur mengaku terdapat 30 adegan yang diperagakan saat proses rekonstruksi di Tulungagung, mulai dari tempat penyimpanan koper hingga pembuangan. “Tulungagung ada sekitar 30 adegan dari keseluruhan 161 adegan. 161 itu di semua TKP, Sidoarjo, Kediri, Ngawi, Tulungagung, Ponorogo dan Trenggalek,” imbuhnya.*** Related Post
Ratusan pelajar kena tilang polisi di Trenggalek

Operasi Keselamatan Semeru 2025 menilang sebanyak 375 pelanggar, mayoritas mereka dari kalangan pelajar. Tilang diberikan karena pelajar rata-rata di bawah umur dan tidak menggunakan helm saat berkendara. Kasatlantas Polres Trenggalek AKP Agus Prayitno mengungkapkan secara global operasi keselamatan semeru 2024 mengalami kenaikan dibanding 2025. Tercatat pada 2024 sebanyak 85 pelanggar ditindak tegas berupa tilang, angka tersebut mengalami peningkatan drastis tahun 2025 menjadi 584 pelanggar. Pelanggaran masih didominasi oleh kalangan pelajar/mahasiswa sebanyak 375 kali.Kemudian, profesi karyawan/swasta 195 kali dan pengemudi atau sopir sebanyak 14 kali. Pelanggaran lalu lintas tertinggi karena pengendara dibawah umur yang mencapai 377 kali. Kemudian disusul tidak menggunakan helm sebanyak 182 kali, melebihi batas muatan 17 kali, tidak menggunakan sabuk pengaman 7 kali dan kendaraan tidak sesuai spektek 1 kali. “Tingginya pelajar yang melakukan pelanggaran selayaknya menjadi perhatian semua pihak. Tidak hanya dari kepolisian tetapi juga orang tua, jajaran pemerintah, lembaga pendidikan dan stakeholder terkait lainnya,” tegas Agus. Menurut Agus, hal itu menjadi pengingat untuk meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas dan menjadikannya sebagai budaya anak-anak sejak usia dini. Selain itu juga meminimalisasi terjadi kecelakaan lalu lintas (laka lantas) akibat melanggar lalu lintas. Pihaknya menuturkan, meski angka pelanggar lalu lintas naik tetapi angka fatalitas kecelakaan mengalami penurunan mencapai 63 persen. Pada Operasi Keselamatan Semeru Tahun 2024 yang lalu, tercatat ada 19 peristiwa kecelakaan dengan 30 orang korban luka ringan. Sedangkan pada tahun 2025 hanya terdapat 7 kali kecelakaan dengan jumlah korban luka ringan 12 orang. “Korban Laka Lantas didominasi oleh usia pelajar/mahasiswa sebanyak 6 orang dan karyawan/swasta sebanyak 3 orang,” tandasnya.*** Related Post
KPU: Anggaran Pilkada Trenggalek masih sisa

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek menyuntikkan senilai Rp 50 miliar untuk pilihan kepala daerah (pilkada) dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek. Namun usai penyelenggaran pilkada, KPU Trenggalek belum membeberkan realisasi serapan anggaran untuk kegiatan kontestasi tersebut. “Iya, nanti ditunggu saja sampai pada selesainya kegiatan, biar semuanya fix dan jelas untuk angkanya, ya,” ucap Ketua KPU Trenggalek Istatiin Nafiah, saat dikonfirmasi awak media tentang serapan anggaran pemilu 2024. Iin melanjutkan, KPU Trenggalek masih ada beberapa kegiatan yang harus diselesaikan lebih dulu, seperti FGD dan beberapa rapat-rapat koordinasi baik di KPU RI maupun di KPU Provinsi. Namun begitu, ia memastikan bahwa anggaran yang disuntikkan pemkab untuk penyelenggaraan Pilkada Trenggalek masih ada sisa. “Nominal dan persentase serapan anggaran jelas sisa, nanti akan kami kembalikan,” tutur Iin masih enggan menyampaikan laporannya kepada awak media. Ia juga menyampaikan bahwa semua telah sesuai dengan NPHD dan juga instruksi dari KPU RI bahwa terkait dengan pengembalian anggaran itu maksimal 3 bulan setelah pengusulan pelantikan pasangan calon terpilih. Jadi KPU kemarin pada tanggal 9 penetapan pasangan terpilih tanggal dan tanggal 10 Januari KPU melakukan pengusulan pelantikan untuk pasangan calon terpilih. “Jadi terhitung tanggal 10 Januari, maksimal 3 bulan nanti akan kita lakukan pengembalian kepada pemerintah daerah,” ujarnya.*** Related Post
Otak-atik tata tertib DPRD Trenggalek

DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek membentuk Panitia Khusus (Pansus) di akhir bulan Februari 2025. Pembentukan itu atas dasar untuk mendorong percepatan produk Peraturan Daerah (Perda). Penetapan Pansus tersebut sudah melalui Paripurna DPRD Trenggalek yang berlangsung Senin (24/02/2025). Fokus utama yang akan diselesaikan Pansus yang dibentuk kurang lebih tiga Peraturan Daerah (Perda). “Melanjutkan pembahasan Ranperda penting, termasuk revisi Tata Tertib DPRD Nomor 1 Tahun 2020. Selain itu, pembahasan juga mencakup perubahan penyertaan modal pada BPR Jwalita,” terang M Hadi Wakil Ketua DPRD Trenggalek. Lanjut Politisi PKB itu, Pansus juga akan membahas Perda PT Jwalita Energi Trenggalek (JET) tentang pengelolaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hadi berharap, dengan terbentuknya Pansus itu mampu mengurai dan mempercepat terbentuknya Perda. “Karena pada tahun 2025 ini kita masih memiliki beberapa Ranperda yang belum selesai. Maka dari itu, kami melanjutkan pembahasan melalui pansus yang telah ditetapkan,” ucapnya saat di wawancara. Kendala waktu menjadi faktor utama keterlambatan penyelesaian Ranperda. Diimbuhkan Hadi, pembahasan ini sebelumnya tertunda karena DPRD baru dilantik pada September dan proses penetapan baru berjalan pada November tahun lalu. “Kami berkomitmen menyelesaikan pembahasan Ranperda ini secepatnya agar regulasi yang ada bisa segera diterapkan dan bermanfaat bagi warga Trenggalek,” tandasnya.***
7 makam paling bersejarah di Trenggalek

Trenggalek telah menjadi satuan teritorial yang dipimpin oleh seorang bupati. Satuan teritorial itu dikenal dengan istilah kabupaten atau daerah administratif Indonesia tingkat II. Kini, Kabupaten Trenggalek sudah berusia 830 tahun, Sebentar lagi, tepatnya pada 2025, kabupaten ini lebih tua menjadi 831 tahun. Selama usia itu, kabupaten ini masih menyimpan bukti-bukti otentik dari beberapa sosok penting dalam kesejarahan Trenggalek. Di antara mereka merupakan sosok cikal bakal Trenggalek hingga sosok pertama dalam kepemimpinan pemerintahan Kabupaten Trenggalek. Bukti-bukti otentik tak lain berupa makam. Makam-makam itu pun sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Dikutip berdasarkan peta budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek, ada 7 makam bersejarah yang tersebar di Kecamatan Trenggalek, sebagai berikut: 1. Makam Ki Ageng Menak SopalMakam Ki Ageng Menak Sopal berada di Komplek Makam Umum Bagong Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek. Ki Ageng Menak Sopal merupakan sosok penyebar Islam pada abad ke-16 M. 2. Makam Sentono GedongMakam ini berada di Komplek Makam Umum Sentono Gedong Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek. Di komplek makam ini, terdapat makam Makam Bupati I, II Trengalek, serta Bupati Srengat hingga Bupati Ponorogo. 3. Makam Mbah KawakMasih berada di komplek makam umum, Sentono, Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek. Di komplek makam ini bersemayam sosok-sosok cikal bakal Kabupaten Trenggalek. 4. Makam JopuroMakam Jopuro berada di Gunung Jaas Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek. Sosok di balik makam ini adalah Patih Singoyudo Manggoloyudo (patih di masa awal pemerintahan di Trenggalek). 5. Makam Margo IsisTerletak di Gunung Cilik, Kelurahan Surodakan, Kecamatan Trenggalek, sosok di balik makam ini adalah R. Ng. Prawiroloyo, Patih Trenggalek. Dia wafat sekitar 1923 silam. 6. Makam SantrenMakam ini berada di Desa Rejowinangun, Kecamatan Trenggalek. Di balik makam ini adalah Kiai Nur Muzdalifah, penghulu I Kabupaten Trenggalek. 7. Makam Mbah Jenggot Makam Mbah Jenggot berada di Dusun Sidomulyo, Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek. Di makam ini bersemayam sosok KH Abdullah Hafidz, penyebar islam di Trenggalek pada abad ke-18.*** Related Post
DPR RI komentari polemik sertifikat hak milik di pantai Konang Trenggalek

Terbitnya 41 sertifikat hak milik (SHM) di Pantai Konang, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, mendapat respons dari salah satu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Riyono, menegaskan perlu verifikasi dan sinkronisasi data ihwal kepemilikan lahan di wilayah pesisir tersebut. Riyono menyebut, ada kemungkinan pelanggaran jika sertifikat karena masuk area perairan laut. Lebih lanjut, pemanfaatan ruang laut pun harus mengantongi izin berupa Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Kalau dia mau memanfaatkan tata ruang wilayah laut, harus punya KKPRL. Kalau tidak, berarti kegiatannya ilegal dan melanggar undang-undang. Apalagi jika memiliki sertifikat di wilayah perairan laut, jelas ini salah,” ungkapnya. Kendati begitu, Riyono mengimbau untuk melakukan pengecekan sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Baginya, polemik terbitnya SHM itu perlu lebih diverifikasi untuk memastikan apakah lahan yang ber-SHM memang masuk dalam kawasan daratan atau sempadan pantai. “Kalau dia masuk wilayah daratan atau sepadan pantai, mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi tetap harus dicek kembali, bisa jadi ada perubahan akibat erosi atau tanah timbul,” tambahnya. Riyono juga berjanji akan memantau kasus ini secara langsung, terutama jika keberadaan sertifikat tersebut mengganggu aktivitas nelayan setempat. “Kalau sampai mengganggu aktivitas teman-teman nelayan, tentu harus dipastikan dan ditindaklanjuti agar tidak merugikan masyarakat,” tegasnya. Diberitakan lalu, terbitnya sertifikat hak milik (SHM) yang masuk wilayah Pantai Konang, Desa Nglebeng Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terjadi pada tahun 1996. Dari data ATR BPN Trenggalek ternyata terdapat 41 orang pemegang sertifikat hak milik petak lahan di pantai konang dan 1 lagi lahan hak pakai dengan status lahan milik pemerintah daerah. Terbitnya sertifikat hak milik itu atas nama Imam Ahrodji dan kawan-kawan berdasarkan 3 SK dari Kakanwil BPN Provinsi Jawa Timur melalui program Proyek Peningkatan Pendaftaran Hak Tanah (P3HT) pada tahun 1996.*** Related Post
Masak pakai kayu bakar, dapur rumah di Trenggalek terbakar

Dapur dan kandang ternak di Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, hangus terbakar. Insiden kebakaran itu terjadi pada Jumat, (28/2/2025). Bermula dari pemilik rumah, Siti Mahmudah (59), sedang memasak di pawon (dapur, Red). Pawon milik Siti Mahmudah terbuat dari tungku, yang mengandalkan bahan bakar dari ranting-ranting kayu. Usai memasak, Mahmudah (panggilannya) ingat bahwa jika sudah mematikan bara api, lalu dia hendak pergi ziarah. Namun sekitar pukul 09.00 WIB, dapur milik Mahmudah terbakar ditengah pemilik rumah sedang pergi ziarah. “Ketika Ibu Siti Mahmudah sedang memasak di dapur pawon menggunakan kayu bakar, selesai masak beliau bilang sudah mematikan api pada kayu bakar dan ditinggal ziarah,” ungkap Kabid Damkar Wasis Widodo. Tetangganya, Miftahul Ma’arif Ma’ruf kemudian melaporkan kejadian kebakaran di Dusun Rejosari RT. 03 RW/01 Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan, ke Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Trenggalek. Mendapat laporan itu, petugas damkar pun terjun ke lokasi kejadian. Ada sekitar 18 personil damkar yang diterjunkan untuk mengatasi kobaran api yang bersumber di dapur milik Mahmudah. Di tempat kejadian perkara (TKP), para personil berusaha memadamkan api dengan air berkapasitas 5000 liter. Proses pemadaman itu diperkirakan selesai sekitar pukul 09.30 WIB, namun untuk memastikan bara api benar-benar padam, para personel damkar melanjutkan ke tahap pendinginan (penyiraman air di titik-titik inti api). Atas insiden itu, nilai kerugian yang dialami pemilik rumah diperkirakan senilai Rp 8 juta. “Kami sempat menyampaiikan sosialisasi tentang penanganan ketika terjadi kebakaran dan memberikan sosialisasi nomor pengaduan pemadam kebakaran di lokasi kebakaran. Pada pukul 10.30 WIB, petugas kembali ke Mako Damkar,” jelasnya.*** Related Post
Sepekan Retret, Bupati Trenggalek kangen momen bersama kepala daerah lain

RETRET Kepala Daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, memasuki hari akhir dengan agenda pengarahan dari Presiden Prabowo Subianto. Memasuki hari akhir kegiatan, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam unggahan di Kanal Instagram Bupati Trenggalek, mengungkapkan bakal kangen kebersamaan bersama kepala daerah lain di kegiatan ini. Ini adalah teks artikel saya. Berikut beberapa postingan terkait: Selama beberapa hari kebelakang tentunya banyak kenangan yang bisa dikenang oleh kepala daerah yang dipercaya menjadi Pjs. Ketua APKASI itu. Dalam unggahannya Mas Ipin, sapaan erat kepala daerah ini mengatakan, “kita bakal kangenlah sama teman-teman,” tuturnya Jum’at (28/2/2025). Masih dalam vidio yang sama kepala daerah muda itu menambahkan, “Sudah hafal ngoroknya, sudah hafal kentutnya, sudah hafal jam bangunnya. Macam-macam lah, sampai ketemu,” lanjut Bupati Trenggalek itu. Dalam videonya, Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia ini juga sempat menyinggung pakaian yang dikenakan saat mengikuti pengarahan Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto dalam penutupan Retret ini. “Kalau kemarin mode Crash Landing on You sekarang modenya Vincenzo atau bisnis proposal. Kim Kipin mau jalan dulu Gues. Ini pengarahan pak presiden hari terakhir,” jelasnya. Dalam kegiatan Retret ini sendiri Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin tidur satu tenda dengan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi dan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.***
Opening OKK angkatan XXII PWI Trenggalek

SEKRETARIS Daerah Kabupaten Trenggalek, Drs. Edy Soepriyanto membuka kegiatan Orientasi Keorganisasian dan Kewartawanan (OKK) angkatan ke-XXII Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kabupaten Trenggalek, Kamis (20/2/2025). Bertempat di Gedung Bawarasa Trenggalek, Sekda Edy berharap kegiatan ini dapat meningkatkan ilmu dan keprofesionalan wartawan yang tergabung dalam organisasi PWI di Trenggalek. Membuka kegiatan ini Sekda penghobi sepak bola itu mengucapkan selamat kepada PWI Trenggalek yang telah menggelar Orientasi Organisasi dan Kewartawanan (OKK) angkatan ke-XXII tersebut. “Saya ucapkan selamat dan semoga dengan OKK ini dapat meningkatkan keprofesionalan peserta dalam menyajikan produk pers yang sesuai dengan kaidah kejurnalistikan,” ungkap Edy. “Disadari mantan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Trenggalek itu, pada era informasi digital ini tentunya profesi wartawan dihadapkan dengan tantangan yang lebih sehingga mampu dan dapat menyajikan berita positif dan membangun serta memiliki nilai edukasi kepada masyarakat,” imbuhnya. “Terakhir melalui OKK ini Sekda Trenggalek berharap para jurnalis yang tergabung dalam organisasi PWI ini dapat menjunjung tinggi marwah kejurnalitikan dan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan,” tandasnya. Sementara itu dalam sambutannya, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim dalam OKK ini berpesan wartawan harus lebih pintar. Dengan begitu dapat mengulas berita lebih baik lagi. Kemudian apa yang disuguhkan bisa menarik dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian lanjut Lutfi Hakim menambahkan OKK dan UKW merupakan sebuah kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh anggota PWI demi meningkatkan kompetensinya. Sebagai organisasi profesi Jurnalis tertua anggota PWI juga perlunya menjunjung tinggi profesionalitas sebagai seorang jurnalis. Menurutnya banyak sekali bila dionceki etika jurnalis yang terkandung dalam undang-undang Pers no. 40 tahun 1999. (Prokopim TGX)
Mas Ipin pasang muka masam saat pelantikan kepala daerah

Pelantikan Kepala Daerah Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek telas selesai pada Kamis (20/2/2025). Pelantikan itu menjadi sejarah pertama di Indonesia lantaran digelar serentak bersama 961 kepala daerah di Indonesia. Bupati Trenggalek 2025-2030, Mochamad Nur Arifin mengaku ketika pelantikan dirinya sedang mengalami sakit. Namun, dia tak ragu untuk mengambil sumpah jabatan di depan Presiden Prabowo Subianto. “Ya jadi ada sport injury, engkel ligamen-nya putus,” ungkapnya, dikutip dari antara TV, Kamis (20/2/2025). Sedangkan saat mengikuti pra pelantikan, pria akrab disapa Mas Ipin itu mengaku kakinya bengkak. “Jadi saat gladi bersih pertama, itu ikut jalan, tapi malamnya kaki saya bengkak. Jadi kalau ditanya persiapannya, cuma minum pain killer dan anti inflamasi,” ungkapnya. Kendati di momen spesial pelantikan Mas Ipin tidak dalam kondisi prima, dia berjanji untuk mengabdi untuk Kabupaten Trenggalek lagi. “Perasaannya mawas diri, menjadi sejarah pelantikan serentak pertama sejak Indonesia merdeka, semoga juga menghasilkan sejarah baik buat Kabupaten Trenggalek kelak,” terangnya. Sementara itu, untuk 100 hari kerja dia menyentil beberapa agenda khusus yang akan dilangsungkan. Pertama, akan keliling untuk Safari Ramadhan, karena menurutnya hari kerja pertama sudah memasuki bulan suci. “Kemudian kami akan melakukan penanganan darurat infrastruktur vital jalur lebaran dan mudik. Serta antisipasi pelemahan daya beli kita matangkan skema full-employment program,” ungkapnya. Mas Ipin meminta restu kepada warga Trenggalek agar dapat menyelesaikan amanah periode 2024-2025 dengan baik. “Minta doa restu semoga bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan manfaat untuk Trenggalek,” tandasnya. Diketahui, Mochamad Nur Arifin dan Syah Muhammad Natanegara adalah calon tunggal hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Trenggalek 2024. Dalam pencalonanya, dia mendapatkan rekomendasi dari 8 Partai Politik Parlemen. Dalam rekap hasil Pilkada 2024, Kolom Kosong sebanyak 67.131 suara, dan pasangan Ipin-Syah sebanyak 282.576 suara. Total suara tersebut berasal dari 370.128 pengguna hak pilih. Sehingga Mas Ipin memenangkan Pilkada 2024.*** Related Post