HARGA komoditas pangan di Pasar Basah Trenggalek mengalami lonjakan signifikan selama bulan Ramadan 1446 Hijriah.
Kenaikan paling drastis terjadi pada cabai rawit yang kini mencapai Rp 110.000 per kilogram. Kondisi ini dikeluhkan para pedagang karena daya beli masyarakat ikut menurun.
Siti Fatimah, salah satu pedagang, mengatakan lonjakan harga cabai rawit sudah berlangsung secara bertahap dalam dua pekan terakhir.
Awalnya, harga cabai rawit berada di kisaran Rp 90.000 per kilogram, namun terus naik hingga Rp 110.000.
“Setiap hari naik sekitar Rp 10.000 sampai Rp 12.000. Sekarang sudah tembus Rp 110.000. Pembeli jadi banyak yang mengurangi jumlah belanjaannya,” ujar Siti, Senin (3/3/2025).
Akibat kenaikan harga tersebut, penjualan para pedagang turun drastis.
Jika sebelumnya Siti mampu menjual hingga 60 kilogram cabai rawit per hari, kini jumlahnya hanya sekitar 30-35 kilogram.
Tidak hanya cabai rawit, komoditas lain seperti bawang merah dan cabai merah besar juga mengalami kenaikan.
Harga bawang merah saat ini mencapai Rp 36 ribu per kilogram, naik dari sebelumnya Rp 32 ribu.
Sementara cabai merah besar dijual Rp 58.000 per kilogram, naik Rp 10 ribu dari harga sebelumnya.
Menurut Siti, kenaikan harga ini juga dipengaruhi oleh keterbatasan stok dari pemasok.
Ia mengaku kualitas barang yang diterima pun tidak sebagus sebelumnya.
“Barangnya sedikit dan kualitasnya juga kurang bagus. Permintaan tinggi, tapi stok terbatas,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskomidag) Kabupaten Trenggalek, Saniran, menyebut pihaknya masih memantau harga dan ketersediaan stok di pasaran.
Berdasarkan pantauan, kenaikan harga cabai juga terjadi di daerah sekitar seperti Tulungagung dan Kediri.
“Kami masih melihat situasi. Jika stok terus menipis dan harga tak kunjung turun, operasi pasar bisa menjadi opsi untuk menekan harga,” jelas Saniran.
Namun, ia menegaskan bahwa rencana operasi pasar masih dalam tahap kajian.
Pihaknya memastikan harga komoditas pangan lainnya masih relatif stabil.
“Kami tidak ingin terburu-buru mengambil langkah sebelum ada data yang jelas,” pungkasnya.***